As-Sajdah berarti sujud. Surat as-sajdah tergolong surat makkiyah, 30 ayat, kecuali ayat 16 hingga 20 yang tergolong surat madaniyyah. Surat ini turun sesudah surat Al-Mu-minun. Berikut pendahuluan dan isi kandungan atau tafsir surat as-Sajdah ayat 1-3

Pendahuluan


قَالَ الْبُخَارِيُّ فِي "كِتَابِ الْجُمُعَةِ": حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هُرْمُز الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْفَجْرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: {الم * تَنزيلُ} السَّجْدَةَ، وَ {هَلْ أَتَى عَلَى الإنْسَانِ}
Imam Bukhari telah meriwayatkan di dalam Kitabul Jum'ah, telah menceritakan kepada kami Abu Na'im, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Sa'd ibnu Ibrahim, dari Abdur Rahman ibnu Hurmuz Al-A'raj, dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa Nabi Saw. acapkali dalam salat Subuh hari Jumatnya membaca surat As-Sajdah dan surat Al-Insan.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui hadis Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ لَيْث، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ {الم * تَنزيلُ} السَّجْدَةَ وَ {تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ} تَفَرَّدَ بِهِ أَحْمَدُ
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Saleh, dari Lais, dari Abuz Zubair, dari Jabir yang telah menceritakan hadis berikut: Nabi Saw. tidak pernah tidur sebelum membaca Alif Lam Mim Tanzil, (surat As-Sajdah) dan Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku (surat Al-Mulk).
Imam Ahmad meriwayatkannya secara munfarid (tunggal).

Tafsir Surat as-Sajdah 1-3


بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
{الم (1) تَنزيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (3) }
Alif Lam Mim. Turunnya Al-Qur'an yang tidak ada keraguan padanya (adalah) dari Tuhan semesta alam. Tetapi mengapa mereka (orang-orang kafir) mengatakan, "Dia Muhammad mengada-adakannya." Sebenarnya Al-Qur'an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.

Dalam pembahasan yang lalu telah diterangkan huruf-huruf hijaiyah (yang mengawali surat-surat Al-Qur'an) di dalam surat Al-Baqarah, yaitu dengan keterangan yang cukup memuaskan hingga tidak perlu diulangi lagi di sini.
Firman Allah Swt.:
{تَنزيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ}
Turunnya Al-Qur’an yang tidak ada keraguan padanya. (As-Sajdah: 2)
Tiada syak wasangka dan tiada kebimbangan, bahwa sesungguhnya Al-Qur'an itu diturunkan,
{مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ}
dari Tuhan semesta alam. (As-Sajdah: 2)

Selanjutnya Allah Swt. menceritakan perihal orang-orang musyrik melalui firman-Nya:
{أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ}
Tetapi mengapa mereka (orang-orang kafir) mengatakan, "Dia (Muhammad) mengada-adakannya.” (As-Sajdah: 3)

Bahkan mereka mengatakan bahwa Muhammad telah membuat-buat Al-Qur'an itu dari dirinya sendiri,
{بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ}
Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk. (As-Sajdah: 3)
Yakni mau mengikuti perkara yang hak.

Sumber: ibnukatsironline.com

Share this:

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment